Beranda

Sabtu, 24 Desember 2011

Study Tour Yogyakarta part#1


Di akhir semester pertama tahun pelajaran 2011/2012, keluarga besar SMPN 2 Jalaksana mengadakan kegiatan Study Tour ke Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap dua tahun sekali. Untuk tahun ini kegiatan yanng diikuti oleh sebagian besar guru dan siswa-siswi kelas 8 dan kelas 9, dilaksanakan pada tanggal 18-20 Desember 2011. 
Ini nih sepenggal ceritanyaa,,,,,
Rombongan yang terdiri dari 7 bus sudah standby di sekolah dari pukul 19.00....udara dingin disertai hujan gerimis tidak menyurutkan semangat para siswa untuk mengikuti kegiatan ini. Dengan diantar oleh sanak family (kaya yg mau berangkat haji,,wkwk) mereka mendaftar ulang dan mengecek kelengkapan.
Sekitar pukul 21.30 rombongan mulai berangkat....para orang tua melambaikan tangan ke arah bus yang akan berangkat....mereka melepas keberangkatan anak-anaknya dengan H2C (takut anaknya ngerepotin gurunya,,,,#mabok...hahaha). 
Rombongan kemudian sampai di tujuan pertama, yaitu Wisata Air Owabong, Banjarsari, Purbalingga. Sampai di TKP pukul 03.00 dini hari,,jelas donk Owabongnya masih tutup.....rombongan kemudian beristirahat sambil menunggu adzan Subuh...Setelah adzan Subuh, rombongan bersiap-siap...ada yg mandi, cuci muka doank, sarapan, ngopi, bahkan ada yg tidur lg..!!!! pukul 07.00 rombongan kemudian masuk ke area wisata. Masih sepi tentunya, dan kita rombongan pertama yang datang hari itu....sayang, beberapa wahana seperti gokart dan pemandian air panas belum bisa digunakan. 

Mejeng depan pintu masuk

Para siswa tidak semuanya yang memanfaatkan wahana air yang disediakan, tapi sebagian besar sangat menikmati wisata air ini. Ini nih beberapa aktifitas siswa yang terekam oleh tim INSERT INVESTIGASI...!!!
                   



Ga semua siswa yang bermain di wahana-wahana yang disediakan,,,,ga tau karena alasan udah keburu dandan ato takut air, banyak yang hanya berjalan-jalan saja di sekitar wahana air,,salah satunya siswi yang ini...ngotot pengen foto sama ARTIS.....:p, yo wiss deh ta' ladenin....



Setelah puas bermain di wahana air Owabong, rombongan bersiap menuju tempat berikutnya,,,tapi sebelum berangkat.....MEJENG DULUU DONK YAAH......


Nantikan kelanjutan ceritanya yaaaa...........

Senin, 17 Oktober 2011

Yuk,,kita berkenalan dengan Karinding.......

Awalnya, saya tidak tahu apa itu karinding, sebelum teman-teman dari Bandung memperkenalkan alat musik ini. Awalnya heran, bingung, sekaligus takjub.....hanya berupa potongan bambu berukuran panjang sekitar 10 cm tp bisa menghasilkan suara yang khas. Awalnya sangat sulit memainkannya, tapi sesuai dengan filosofisnya "sabar, sadar,yakin" akhirnya saya bisa memainkannya. Ketertarikan saya dengan karinding membawa saya untuk lebih menggali mengenai alat musik ini,,,akhirnya saya dengan teman-teman dari grup Karinding Militan (KARMILA) mencoba mendatangi salah satu tokoh seniman karinding, yaitu Abah Olot di daerah Parakan Muncang. Dari beliau saya mendapatkan pelajaran bagaimana sejarahnya dan cara memainkannya.

Abah Olot, seniman karinding

Dari beberapa sumber mengatakan bahwa karinding adalah sebuah alat yang digunakan orang tua dulu sebagai alat untuk mengusir hama di sawah. Alat ini konon telah digunakan orang tua (karuhun) sejak jaman sebelum ditemukannya Kacapi (Kecapi) sedangkan usia kecapi itu sendiri sudah mencapai lebih dari lima ratus tahun yang lalu. Jadi, diperkirakan alat ini berumur lebih dari 600 tahun. Dalam konteks manusia dewasa, karinding kemudian juga dijadikan alat untuk menyatakan cinta. Sang pria yang hendak melamar perempuan pujaan kemudian melantunkan lagu Adu Liang yang nantinya dibalas oleh sang calon pasangan dari dalam rumah. Pada tahap selanjutnya sang lelaki akan masuk ke dalam rumah dan disuguhi minum air di dalam entik (wadah air dari batok kelapa) sampai habis. Apabila orang tua setuju, entik yang habis itu akan diisi kembali dengan air.

  alat musik karinding

Menurut Abah Olot, upaya untuk melestarikan alat musik tradisional karinding dan budaya Sunda adalah amanah orang tua yang sekaligus merupakan warisan bagi generasi muda untuk tetap “panceug dina galur, yen jati teh tong kasilih ku junti” dan konsisten dengan jati diri.
Setelah mengenal karinding lebih mendalam, saya mencoba memperkenalkannya ke murid-murid di tempat saya mengajar. Ada beberapa murid yang kemudian tertarik, belajar, sampai akhirnya membentuk sebuah grup karinding. Awalnya hanya tampil di acara perpisahan sekolah, dikolaborasikan dengan alat musik modern.


 kolaborasi karinding dengan alat musik modern dalam acara perpisahan sekolah

Melihat fenomena bahwa karinding mulai dikenal khususnya di kalangan generasi muda, maka saya berinisiatif untuk membuat komunitas yang konsen di bidang pelestarian seni karinding. Maka pada tanggal 1 September 2011 bertepatan dengan HUT Kota Kuningan berdirilah LINGKAR (Lingkung Seni Karinding) Kuningan. Sampai saat ini LINGKAR masih beranggotakan para pelajar SMA/SMK yang konsisten mengembangkan seni karinding. Tidak menutup kemungkinan komunitas ini akan berkembang lebih luas ke depannya.

  logo komunitas LINGKAR Kuningan

Dengan melestarikan seni karinding, yang merupakan salah satu warisan budaya Sunda, bisa menjaga eksistensi seni tradisi yang mulai terkikis oleh arus modernisasi. Seperti kata Abah Olot "PANCEG DINA GALUR, YEN JATI TONG KASILIH KU JUNTI".

Ditulis Oleh : Arief M. Firmansyah, S.Pd.

Minggu, 16 Oktober 2011

SPENDA SUNDAY BATIK 2011

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober, Art Club Spenda Nejal menyelenggarakan kegiatan SPENDA SUNDAY BATIK 2011. Kegiatan ini berisikan lomba kreasi motif batik yang diikuti oleh perwakilan dari tiap kelas, workshop membuat batik celup, dan demo batik tulis. Kegiatan ini hasil kerjasama dengan Studioku StudioLima Bandung, yang konsen di bidang pengembangan seni batik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 16 Oktober 2011 bertempat di SMPN 2 Jalaksana, Desa Babakanmulya, Kec. Jalaksana, Kuningan.
Cuaca yang panas tidak menyurutkan para peserta yang akan mengikuti kegiatan ini. Acara dimulai dengan pembukaan, yang diisi oleh pertunjukan musik tradisional yang ditampilkan oleh grup LINGKAR (Lingkung Seni Karinding) Kuningan. Grup yang beranggotakan sebagian besar alumni dari SMPN 2 Jalaksana ini merupakan grup musik karinding yang berupaya untuk "ngamumule" budaya Sunda yang sekarang sudah mulai terkikis oleh modernisasi. Grup ini membawakan lagu "Kuningan Asri" dan "Manuk Dadali". Para peserta terlihat terkesan dan memberikan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi.


  penampilan grup LINGKAR

Acara kemudian dilanjutkan dengan Lomba Kreasi Motif Batik, para peserta menyiapkan peralatannya masing-masing dan mulai berkreasi membuat motif batik. Para peserta diberi waktu 2 jam untuk menyelesaikan karyanya.
 lomba kreasi motif batik

Waktu sudah mulai menunjukkan pukul 11.00, ketika para peserta sudah menyelesaikan lomba. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan workshop batik celup dan demo batik tulis. Para peserta terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka kemudian mencoba membuat karya batik celup kreasi sendiri, yang hasilnya cukup baik. Begitupun dengan demo batik tulis. Para peserta mencoba membuat motif di kain menggunakan canting. Masih terkesan ragu-ragu tapi sudah menjadi langkah yang baik dalam pembelajaran batik.


 workshop batik celup dan demo batik tulis

Kegiatan kemudian berakhir pada pukul 12.30. Para peserta pulang dengan membawa pengalaman dan wawasan yang baru, yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi mereka. 
"SENI TRADISI MERUPAKAN SENI WARISAN PARA LELUHUR, MENJAGA DAN MELESTARIKANNYA MERUPAKAN SALAH SATU KEWAJIBAN GENERASI MUDA DALAM MENJAGA EKSISTENSI KERAGAMAN BUDAYA BANGSA"